Jumat, 30 September 2011

Di Belakang Layar


Lima orang bersaudara hidup dengan tentram di sebuah kaki gunung. Orang tua mereka yang sudah meninggal, mewariskan 1.5 ha sawah dan ladang untuk diolah. Sawah dan ladang itu terletak agak jauh dari rumah sehingga mereka harus berangkat bekerja di sawah pada pagi hari. Atas kesepakatan bersama, si sulung memerintahkan kepada si bungsu untuk tinggal di rumah selama mereka bekerja di sawah. Si bungsu menyetujui dan menyambut gembira keputusan tersebut. Setiap kali kakak-kakaknya pulang dari bekerja, mereka pasti sudah menemukan rumah mereka yang sudah bersih, rapi, dan terasa nyaman. Di atas meja makan sudah tersedia makanan dan minuman untuk mereka semua, tempat tidur rapi semuanya, dan pakaian-pakaian kotor sudah dicuci dan digosok semuanya. 
Tetapi rupanya salah seorang kakak berpikiran jelek dan curiga terhadap si bungsu. "Si bungsu curang, dia tidak mau ikut ke sawah dan hanya mau bermalas-malasan saja di rumah," pikir seorang kakaknya.
Setelah berhasil mempengaruhi saudara-saudaranya yang lain, diputuskanlah bahwa mereka semua harus berangkat ke sawah termasuk si bungsu. Ketika kembali ke rumah mereka menemukan rumah yang berantakan, tidak terurus, meja makan kosong. Mereka menyadari bahwa adik bungsu mereka yang selama ini dianggap tidak berguna, kini baru terasa bahwa dia memiliki peranan penting.
Jangan pernah meremehkan orang-orang yang bekerja di belakang layar, yang tidak begitu menonjol pekerjaannya. Lihatlah siapa saja di rumah anda yang kelihatannya paling "tidak berguna", mungkin itu adalah orangtuamu yang sudah tua, kakek, nenek yang kelihatannya hanya duduk-duduk sepanjang hari, pembantu yang pekerjaannya kelihatan tidak terlalu berharga, petugas kebersihan di gereja, pendoa yang tidak pernah kelihatan tampil di depan atau siapapun yang pernah anda remehkan. Belajar untuk melihat sisi baik kehadiran mereka dan bagaimana mereka kalau tidak ada di rumah atau di gereja anda. Tanpa sadar kita sering berkata dengan sombongnya, "Biarkan saja dia pergi, biarkan dia keluar! Toh di rumah ini dia tidak berguna?" atau "Untuk apa ditahan-tahan, masih banyak orang yang bisa mengerjakan apa yang dia kerjakan." Suatu saat kita akan merasakan bahwa kita telah kehilangan orang-orang terbaik yang pernah ada di rumah atau di gereja kita. Semua kita telah diperlengkapi dengan keahliaan masing-masing yang berbeda dengan maksud agar bisa saling bekerjasama, saling melengkapi dan saling menolong. Walaupun ada sebagian orang yang tidak terlalu menonjol dalam keahlian tertentu tapi belajarlah untuk menghargai manfaat dari kehadiran mereka dan kemampuan yang dipercayakan kepada mereka. Doa: Ya Tuhan aku bersyukur untuk orang-orang yang Tuhan tempatkan di sekelilingku. Berilah aku hati yang bisa menghargai keberadaan mereka dan tidak meremehkan meskipun kelihatannya apa yang mereka lakukan bernilai kecil. Ajarilah aku untuk selalu dapat bekerjasama dengan orang lain. Dalam nama Yesus aku memohon, Amin. (Anonim)

3 komentar:

  1. Bwlajarlah untuk menghargai orang lain jika kita ingin di hargai. Thanks

    BalasHapus
  2. Pandangan kita slalu dibatasi oleh situasi, kondisi,domisili,dan toleransi.

    BalasHapus